MATERI BELAJAR MATEMATIKA ANAK PAUD/TK
Kata ‘Matematika’ bagi sebagian besar anak
sekolah dasar (SD) bagaikan judul dongeng yang menyeramkan hingga sering
terbawa dalam alam bawah sadar seperti ‘mimpi buruk’ yang tak pernah putus. Hal
ini tidak bisa dibiarkan karena penggunaan matematika dalam kehidupan
sehari-hari merupakan sesuatu yang mutlak dan tak bisa dihindari. Jika anak tak
pandai matematika bagaimana kelak ia menjalani kehidupannya sehari-hari? Tak perlu
muluk-muluk anak harus terampil matematika agar kelak bisa menjadi dosen
matematika, atau menjadi juara olimpiade sains, dan sebagainya. Cukup dengan
memahami bahwa anak bisa bertahan hidup dengan kemampuan matematika yang
diaplikasikan dalam keseharian hidupnya saja, begitu sudah bisa dijadikan
motivasi kuat agar orangtua mendorong anak-anak untuk menyukai matematika.
Apa Itu Matematika?
Matematika adalah bidang ilmu yang mempelajari
objek abstrak antara lain: angka, ruang, fungsi dan hubungan. Kajian dalam
matematika mencakup studi bilangan, rumus dan struktur terkait, bangun dan
ruang tempat, besaran serta perubahannya. Adapun aktifitasnya yaitu, penalaran
logika dan abstraksi; pencacahan; perhitungan; pengukuran; pengkajian bangun
yang sistematis; serta pergerakan benda fisika.
Simple-nya,
dengan pemahaman matematika dasar sejak dini, maka diharapkan anak mampu
meningkatkan kemampuan hitungan dan daya nalarnya untuk memecahkan berbagai
masalah yang dihadapinya dalam hidup sehari-hari.
Kemampuan Matematika Anak Indonesia Masih
Rendah
Sangat disayangkan dimana hasil survei PISA (Programme
for International Student Assessment) pada tahun 2018 yang dilakukan oleh The
Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) menunjukkan
bahwa kemampuan matematika anak Indonesia masih sangat rendah jika dibandingkan
dengan negara lainnya, yakni berada pada peringkat 75 dari 81 negara.
Penyebab Anak Takut Matematika
Masih rendahnya kemampuan matematika anak
Indonesia disinyalir karena adanya mitos yang diturunkan dari generasi ke
generasi bahwa matematika itu sulit dan menakutkan.
Mengapa matematika dianggap sebagai hal yang sulit
dan begitu menakutkan?
1. Adanya Pengalaman Negatif
Melansir laman Science Daily yang memuat
sebuah riset tentang kecemasan terhadap matematika bagi sebagian besar orang
adalah karena adanya pengalaman negatif yang pernah atau sering mereka rasakan,
dimana rasa cemas ini cenderung menurun pada anak-anak mereka. Pengalaman
negatif yang dimaksud bisa berupa guru matematika yang galak, guru yang
menyampaikan materi secara membosankan, bahkan adanya hukuman dipermalukan di
depan kelas bagi yang nilai matematikanya rendah. Kumpulan pengalaman buruk
seperti ini akan terus membekas dan meninggalkan kesan bahwa matematika tak
ubahnya sebuah horor yang menteror anak-anak hingga dewasa.
2. Belum Terbiasa
Penyebab lain mengapa matematika dianggap
sebagai hal yang sulit dan menakutkan ternyata berkaitan dengan ketidakmampuan
anak karena belum terbiasa. Seperti yang pernah diinformasikan pada laman Child
Mind, bahwasannya kondisi anak-anak yang belum mengembangkan asosiasi positif
dengan matematika sebelum memasuki sekolah dasar menjadi salah satu penyebab
munculnya kecemasan akan matematika.
Bagaimana Agar Anak Suka Matematika?
Matematika adalah bagian yang tak terpisahkan
dalam kehidupan sehari-hari, oleh karenanya penting untuk menumbuhkan rasa suka
sedini mungkin. Untuk anak-anak usia pra-sekolah atau TK cukup dikenalkan
dengan angka, hitungan dasar seperti penjumlahan dan pengurangan, serta bentuk
bangun. Namun, mengingat usia anak yang masih sangat belia dengan 90% dunianya
adalah dunia bermain, maka dalam mengenalkan matematika tidak bisa sembarangan.
Berikut beberapa tips untuk memperkenalkan dan
menumbuhkan rasa suka matematika pada anak, agar optimal dan tidak malah
menimbulkan efek negatif bagi anak.
1. Sampaikan dengan Menyenangkan
Baik orangtua maupun tenaga pendidik sebaiknya
mencari metode yang menyenangkan dan paling disukai anak dalam berkenalan dengan
matematika. Misalnya dengan nyanyian, gerakan tubuh, atau video edukasi. Hindari
penyampaian dengan kekerasan, misalnya ketika anak membutuhkan waktu yang lama
dalam memahami, maka jangan memperlihatkan kekesalan apalagi memarahi atau memukulnya.
Hadapi dengan sabar karena biasanya hal ini berkorelasi dengan tingkat
kedewasaan anak, dimana semakin dewasa seorang anak maka dalam dirinya akan
termotivasi secara alami untuk berusaha memahami setiap materi yang diterimanya.
2. Rajin Berlatih dan Dampingi
Cara paling efektif untuk memperkenalkan dan
menumbuhkan rasa suka anak terhadap matematika adalah dengan mendampinginya
berlatih soal-soal secara rutin. Hindari hanya memerintah anak untuk
mengerjakan sendirian, apalagi di saat anak disuruh belajar orangtua malah asik
menonton televisi atau sibuk dengan ponselnya. Sebisa mungkin dampingi anak
ketika berlatih soal-soal, dengan demikian anak akan merasa lebih nyaman dan merasa
diperhatikan sehingga berpengaruh pada semangatnya untuk belajar. Jika memang
orangtua sedang sibuk maka sambil beraktiftas sesekali duduklah di samping anak
tanyakan mana soal yang sulit dan bantu ia menyelesaikannya.
3. Jangan Dipaksa
Seringkali saking semangatnya orangtua hingga
tidak melihat apakah anak sudah siap untuk berkenalan dengan matematika,
sehingga anak malah menjadi stres, memendam rasa marah pada orangtua yang bisa
dibawanya hingga dewasa. Masih ingat dengan beberapa kisah anak berprestasi
akademik tega melukai hingga menghilangkan nyawa orangtuanya karena dendam sejak
kecil dipaksa berprestasi di sekolah? Inilah pentingnya membedakan antara
keinginan orangtua dengan kemauan dan kemampuan anak. jika anak memang belum
siap, jangan dipaksa. Jika sampai SD anak tidak mahir matematika jangan dimarahi,
mungkin kelak ia akan menjadi seorang musisi, seniman, atau atlit yang tidak
membutuhkan penguasaan matematika yang terlalu dalam. Perhatikan waktu yang tepat
bagi anak untuk berkenalan dengan matematika. Ingat, tidak boleh ada unsur
paksaan ya.. jika memang anak belum siap atau tidak merasa nyaman sebaiknya
tunda hingga ia menunjukkan minatnya.
4. Cari Banyak Materi
Untuk belajar dan berlatih, kini ada banyak
sumber yang bisa dimanfaatkan seperti buku. Tak harus membeli, bisa juga meminjam
buku di perpustakaan terdekat. Sebagai pilihan lainnya juga dapat memanfaatkan
sumber digital seperti e-book, video pembelajaran di kanal YouTube atau
beberapa materi yang disediakan di blog ini yang bisa diambil secara gratis,
seperti di berikut ini:
Contoh Materi Belajar Matematika untuk Anak
PAUD (pengenalan angka 1 sampai dengan 10)
Contoh Materi Belajar Matematika untuk Anak TK (mengenal waktu, perbandingan angka, berhitung sederhana)
Comments
Post a Comment